Selamat Datang, dalam Keluarga Komunitas Mahasiswa Wonosobo Universitas Diponegoro

"Kurikulum 2013 Hanya Akan Lahirkan Generasi Tukang"

JAKARTA, KOMPAS.com - Alih-alih menunjukkan kemajuan, perubahan kurikulum dinilai malah akan membawa kemunduran seperti kembali pada abad 17-18 yang kala itu tengah masuk masa industrialisasi. Pakar pendidikan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Daniel Mohammad Rosyid, mengatakan bahwa perubahan kurikulum ini justru hanya menghasilkan generasi tukang.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diminta untuk mempertimbangkan ulang penerapan kurikulum baru pada pertengahan Juli mendatang.

"Kalau Kurikulum 2013 ini berhasil, hanya akan menghasilkan tukang dan pekerja saja. Ini seperti kembali lagi pada abad 17-18. Ini paradigma pabrik," kata Daniel saat "Diskusi Publik Kurikulum 2013 Menjawab Tantangan Generasi Emas 2045" di Ruang KK II DPR RI, Jakarta, Senin (18/2/2013).

Ia juga menilai pendekatan dalam Kurikulum 2013 ini terlalu ilmiah karena lebih mengedepankan materi Matematika dan Sains. Padahal, lanjutnya, agar generasi muda dapat memiliki kompetensi seimbang, kurikulum membutuhkan banyak sentuhan artistik yang tidak hanya mengandalkan wawasan ilmiah.

"Pendekatannya sangat ilmiah, padahal yang kita butuhkan itu unsur artistik juga. Matematika dan Sains dikedepankan, tapi Seni Budaya selalu disisihkan," ujar Daniel.

"Jadi, sebaiknya kurikulum tidak terlalu ilmiah dan obyektif. Selama ini manusia hanya dijadikan obyek. Manusia itu subyek. Kalau begini, menurut saya, guru harus menolak," tandasnya.

Seperti diketahui, Kurikulum 2013 yang merupakan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mengangkat metode tematik integratif dan mengarahkan anak untuk mampu mengobservasi tema bahasan tersebut dari berbagai segi mata pelajaran. Meski Seni Budaya masuk dalam pelajaran wajib, Sains tetap menjadi penggerak bagi semua.
 
Editor :
Caroline Damanik
Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/19/10191635/Kurikulum.2013.Hanya.Akan.Lahirkan.Generasi.Tukang
Read More..

Mendikbud: Uang Kuliah Tunggal Ringankan Mahasiswa

Uang kuliah tunggal (UKT) yang akan diterapkan pada tahun akademik 2013/2014 dimaksudkan untuk meringankan beban yang ditanggung mahasiswa baru. Untuk itu, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki kewajiban untuk memberlakukan UKT ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa konsep UKT ini diawali berdasarkan realitas bahwa uang yang ditarik dari mahasiswa tersebut terlalu banyak. Selain biaya kuliah per semester, mahasiswa masih dibebani dengan berbagai macam sumbangan dari pembangunan gedung, biaya praktikum dan masih banyak lagi.
“Kalau SPP saja itu murah. Tapi ada seperti sumbangan yang macem-macem. Dengan berbagai macam pos itu, membuat aliran dana susah dikendalikan,” kata Nuh saat dijumpai di DPR RI, Kamis (7/2/2013).
Ia menambahkan dengan adanya UKT ini maka sistem kontrolnya lebih mudah dikendalikan. Nominal UKT sendiri untuk masing-masing PTN berbeda sesuai dengan program studi, letak wilayah dan karakteristik lainnya. Salah satu cara untuk mengendalikan UKT ini adalah dengan menetapkan harga satuan.
“Februari ini akan keluar standar harga PTN dilihat dari Prodinya. UKT ini tidak boleh melebihi unit cost (harga satuan) yang di standar tersebut,” jelas Nuh.
“Standar harga ini juga akan memudahkan mahasiswa untuk memilih prodi dari PTN yang sesuai dengan kemampuan pembiayaan juga,” imbuhnya.
Ia juga menjamin bahwa UKT ini berlaku bagi semua mahasiswa baru tak terkecuali masuk melalui jalur SNMPTN, SBMPTN maupun seleksi mandiri. “UKT ini berlaku untuk semua. Tak ada perbedaan masuk lewat jalur apa. SNMPTN, SBMPTN dan mandiri itu sama saja biayanya,” tegas Nuh.
Seperti diketahui, beberapa PTN terkemuka seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) bersiap menerapkan UKT ini. Langkah awalnya dengan menghapuskan uang pangkal masuk yang selama ini dinilai cukup mahal.

Sumber: http://edukasi.kompas.com
Read More..

Tawaran Beasiswa PPA dan BBM (FT)

Read More..

Repository UNDIP Terbaik Kedua di Indonesia dan Ranking 25 DUNIA

Read More..